PENDIDIKAN
DI DESA TERPENCIL
oleh : Ayu Suarsini
Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha
Pendidikan di Indonesia merupakan hak yang wajib untuk
didapatkan oleh setiap anak. Hal ini bertujuan
agar mengurangi kebodohan yang melanda negeri ini. Tetapi hal ini tidak dapat dipungkiri
jika semua anak tidak dapat memenuhi keinginannya untuk bersekolah. Faktor-faktor yang sangat menghambat
laju pendidikan di Indonesia salah satunya yaitu faktor ekonomi dan keterbatasan
akses untuk menuju ke sekolah yang membuat anak-anak untuk enggan pergi bersekolah.
Tetapi seperti yang saya tonton di Televisi kebanyakan orang di Desa Terpencil memiliki
kondisi sekolah yang kurang memiliki fasilitas yang memadai dan mereka sangat semangat
untuk melanjutkan pendidikannya walaupun itu entah tamat sampai jenjang yang
kurang tinggi. Tetapi anak-anak disana untuk bisa membaca, dan menghitung saja sudah
senang dan bersyukur.
Jika dilihat dari pakaian yang mereka pakai untuk bersekolah
memang lusuh-lusuh, dan sampai-sampai ada yang mengenakan sandal jepit karena tidak
memiliki uang untuk membeli seragam yang lengkap.Dan tujuan dari anak-anak yang
bersekolah hanya untuk memperoleh ilmu. Dan jarak untuk menuju ke sekolah saja memerlukan
waktu yang tak sedikit dan belum lagi tantangan dan rintangan yang harus dicapai
oleh anak-anak yang bersemangat untuk sekolah. Seperti yang saya simak di Televisi anak-anak di Desa terpencil
itu bangun pagi-pagi sekali agar tidak telat sampai di sekolah. Dan belum lagi mereka
harus melewati jalan yang sangat jauh untuk sampai di sekolah. Jembatan yang
biasanya mereka lewati lama kelamaan menjadi rapuh dan tak kuat lagi untuk menahan
beban yang ditanggung dan akhirnya ambruk dan roboh. Dengan kondisi seperti itu
anak-anak disana menggunakan kapal untuk menyebrangi sungai yang dalam tersebut.
Saat menyebrangi sungai pun anak-anak melepaskan sepatu yang mereka pakai dan setelah
sampai pun baru digunakan kembali sepatu yang dipakai.
Jumlah sekolah yang ada di desa itu pun jumlah nya tak
banyak, kondisinya sudah tak layak
untuk digunakan. Kalau sudah hujan deras mereka terpaksa libur. Karena kondisi kelas memiliki atap yang sudah berlubang.
Dan sangat rentan untuk ambruk saat hujan deras. Dan karena jumlah sekolah terbatas maka menggunakan
2 jalur, yaitu jalur pagi dan jalur siang. Agar semua anak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran disana. Itulah potret Pendidikan Indonesia di desa terpencil yang
sungguh miris tetapi anak-anak disana semangat untuk bersekolah.
0 komentar:
Posting Komentar