Sabtu, 02 Mei 2015

Menghalalkan Segala Cara Untuk Mendapatkan Nilai Bagus



Menghalalkan Segala Cara Untuk Mendapatkan Nilai Bagus
Oleh : Aisah Farah Aini
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Univesitas Negeri Surabayya

 
Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mendewasakan seseorang. Namun kenyataannya, kedewasaan seseorang tidak dapat diukur dari nilai-nilai mata pelajaran yang di tuangkan dalam selembar ijazah atau transkrip nilai dari sekolah-sekolah formal. Dan kenyataannya lagi, di Indonesia, nilai-nilai tersebut masih di pandang sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pendidikan.
Hanya ada dua macam siswa di kelas, yang pintar dan yang bodoh. Seorang yang berhasil menjawab pertanyaan yang di berikan oleh gurunya akan terlihat sebagai seorang yang pintar. Namun, ketika suatu saat dia tidak dapat menjawab pertanyaan lain maka dia akan terlihat sebagai seorang yang bodoh. Sebenarnya pintar dan bodoh adalah yang tau dan yang belum tau tentang suatu hal yang ditanyakan oleh gurunya. Pendidikan yang sebenarnya dari penilaian pintar dan bodoh hanyalah sebagai kontrol sikap. Terlihat bodoh akan membuat seseorang tidak sombong ketika suatu saat dia terlihat pintar, dan sebaliknya, terlihat pintar akan membuat dia tetap optimis dan tidak rendah diri saat suatu saat dia terlihat bodoh. Jadi, bukankah kontrol sikap adalah sesuatu yang tidah dihitung dengan angka maupun huruf, dan jika memang harus di-angka-kan seharusnya itu adalah hasil penerapannya di dunia nyata? Anak tersebut menjadi lebih tau dan dewasa atau tidak setelah terjadi pembelajaran di kelas?
Perlu diingat kembali jika hasil yang ingin dicapai oleh proses pendidikan adalah kedewasaan. Buktinya, banyak orang yang bekerja tidak sesuai dengan program studi atau jurusan yang dia pelajari di perguruan tinggi atau disekolah menengahnya. Saya yakin hal ini bukan hanya karena mereka tidak pandai dan tidak beruntung karna sekolah dan pekerjaannya tidak relevan. Menurut saya ini adalah salah satu bentuk kedewasaan yang mereka capai dari proses pendidikannya. Mengapa demikian? Karena pendidikan itu mendewasakan, dan karna kedewasaan ini,maka mereka mampu bekerja dan siap bekerja menjadi apa saja.
Inilah pendidikan yang sebenarnya, tidak hanya yang dinilai, namun juga yang membuat kita menjadi lebih baik dan mampu menghadapi apa yang akan terjadi di masa depan. Sayangnya, sebagian besar orang masih menganggap yang terpenting adalah nilai. Buktinya, banyak kecurangan dalam ujian hanya untuk mendapatkan nilai bagus, bukan hanya ujian nasional, ujian sekolah, ujian praktek, ujian akhir semester, ujian tengah semester, ulangan harian, tugas sekolah dan pekerjaan rumahpun kecurangan masih terjadi. Menurut saya kecurangan terjadi bukan hanya karena ujian tersebut menentukan kelulusan, namun karena pemikiran bahwa yang terpenting dari proses pendidikan adalah nilai.
Semua tergantung kita, mau dibagaimanakan pendidikan di Indonesia ini? Apa tetap akan berpacu pada nilai, yang akhirnya akan membuat anak-anak didik kita terbiasa menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai bagus, lalu ketika bekerja nanti mereka akan terus-menerus menghalalkan cara seperti korupsi, merampas, dan menipu demi mendapat apa yang diinginkan? Mungkinkah ini salah satu penyebab meningkatnya korupsi? Saya rasa bukan ini hakikat dari pendidikan yang sebenarnya. Semua tergantung kita, mau berubah menjadi lebih baik atau hanya bersembunyi di balik keseragaman. Mau menjadikan penerus bangsa kita sebagai orang-orang yang dewasa dan berkarakter baik atau yang bermental korup.

0 komentar:

Posting Komentar