Sabtu, 02 Mei 2015

Harta Karun Pulau yang Terbengkalai



Harta Karun Pulau yang Terbengkalai
Oleh : Angga Putri Gardina
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
 
            Indonesia merupakan negara yang dianugerahi banyak pulau dan budaya. Jumlah pulau dan budaya yang berlimpah tersebut dimiliki dan akan dipelihara oleh seluruh penduduk di Indonesia. Berdasarkan data BKKBN, jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 diperkirakan jumlahnya 240 juta jiwa dengan pertumbuhan 1,49% per tahun. Jumlah pendduk yang fantastis ini harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin agar menjadi SDM yang berkwalitas dan bermanfaat bagi Indonesia.
            Cara yang paling tepat untuk meningkatkan kwalitas SDM adalah dengan cara memberikan pendidikan yang layak. Pendidikan yang layak tidak hanya untuk masyarakat yang berada di daerah yang bisa dijangkau oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah saja. Penduduk yang berada di daerah kepulauan pun berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka berhak mendapatkan kwalitas pendidikan yang sama seperti apa yang diberikan pemerintah kepada anak-anak di daerah yang mudah dijangkau. Contoh pulau yang memerlukan uluran tangan lebih untuk meningkatkan kwalitas SDM di sana yaitu pulau Raas.
            Raas adalah salah satu pulau di kabupaten Sumenep propinsi Jawa Timur. Kondisi sekolah disana terutama Sekolah Dasar sangat berbeda dengan kondisi SD di daerah perkotaan. SD di kota sudah mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap, diantaranya perpustakaan, lab sains, dsb. Namun coba kita sedikit mengintip kondisi SD di pulau Raas. Tidak semua SD disana sudah memiliki laboratorium dimana siswa dapat belajar mempraktikkan langsung materi yang sudah mereka pelajari. Jangankan laboratorium yang memang membutuhan biaya yang cukup besar untuk mendirikan gedung dan membeli peralatan laboratorium. Disana masih ada SD yang belum mempunyai perpustakaan. Jika perpustakaan saja mereka tak punya, lalu bagaimana cara siswa untuk menggali lebih dalam ilmu mereka?
            Mengenai pertanyaan di atas, mungkin ada segelintir orang yang akan menjawab agar mereka membeli buku bacaan secara individu. Namun jangan lupa untuk melihat bagaimana kondisi ekonomi penduduk disana. Penduduk hanya menggantungkan hidupnya pada hasil laut dan mengadu nasib di Bali. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, penduduk harus banting tulang mencari ikan di laut. Beban tersebut sudah cukup berat dan akan bertambah berat jika harus ditambah dengan beban harus membeli buku bacaan untuk anak-anak mereka. Terlebih harga buku disana tentu akan lebih mahal karena biaya distribusi kesana juga tidak murah. Jika ditelaah dari makanan sehari-hari mereka yaitu ikan laut, maka otak mereka cukup cerdas karena kandungan protein pada ikan laut. Kecerdasan itu akan sangat mubazir jika tidak dikembangkan melalui penyediaan buku bacaan untuk siswa tersebut.
            Kondisi yang lebih membuat hati pilu yaitu masih terdapat siswa SD yang pergi sekolah tanpa menggunakan sepatu. Hampir semua siswa SD di kota menggunakan sepatu yang layak namun keberuntungan tersebut tidak dimiliki oleh siswa SD di pulau Raas. Walaupun tanpa sepatu, kondisi ini tidak menyurutkan semangat belajar mereka. Mereka tetap semangat pergi sekolah untuk meraih cita-cita. Apakah semangat yang tinggi tersebut tidak pantas untuk mendapatkan apresiasi dari pemerintah? Jangan sekali-kali tidak memperdulikan kondisi para anak SD karena merekalah yang akan memperbaiki dan meningkatkan kwalitas Indonesia di masa depan.
            Selain itu bagi guru SD di daerah kota, cara membentuk karakter siswa disana bukanlah menjadi permasalahan yang besar. Hal ini disebabkan karena sebagian besar orang tua siswa tersebut memiliki pendidikan yang tinggi sehingga setidaknya para siswa sudah dipelajari bagaimana sopan santun dan bersikap yang baik. Namun penduduk di daerah kepulauan belum memiliki pendidikan yang tinggi. Mereka memberikan kepercayaan penuh kepada guru di sekolah untuk mendidik dan membentuk karakter anaknya tanpa pembekalan karater dari rumah. Hal ini menyulitkan kondisi guru dimana mereka harus memberikan materi pelajaran tanpa sarana dan prasarana yang memadai dan membentuk karakter siswa dengan gambaran kondisi di atas.  
            Dalam memperingati hari pendidikan nasional ini, diharapakan menteri pendidikan lebih memberikan perhatian pada kondisi pendidikan di daerah kepulauan. Mereka juga anak bangsa yang berhak mendapatkan uluran tangan. Sarana dan prasarana pendidikan di daerah kepulauan perlu ditingkatkan agar siswa disana bisa mengembangkan imu mereka dan mampu bersaing kemampuan dengan siswa di daerah kota. Selain itu diperlukan penghargaan lebih bagi guru disana yang rela mengorbankan keinginan dan kebahagiaan hidup di kota demi mendidik calon generasi muda Indonesia di kepulauan.
              

0 komentar:

Posting Komentar